cara kerja mesin diesel

CARA KERJA MESIN DIESEL.




udara dimasukkan ke dalam silinder melaui saluran masuk dan katup hisap kemudian dikompresikan oleh torak, pada waktu yang sama bahan bakar dari tangki dialirkan kedalam pompa injeksi dan dimampatkan sampai mencapai tekanan 80-500 kg/cm² , kemudian disemprotkan melalui nosel pengabut daan porsi torak 15 - 32⁰sebelum titik mati atas ( TMA ).

Bila perbandingan kompresi mesin berada di antara 15-32 maka tekanan udara yang dikompresikan akan mencapai 26 sampai 40 kg/cm² , dan suhu mencapai 500-700⁰C, selanjutnya bahan bakar yang disemprotkan ini akan berada pada kondisi " dapat terbakar sendiri " sehingga mudah terjadi proses pembakaran .
Pembakaran yang terjadi dalam mesin diesel terjadi hampir serentak di semua tempat, berbeda dengan pembakaran pada mesin bensin yang dimulai dari suatu tempat, bahan bakar yang disemprotkan tadi berbentuk partikel - partikel yang terdiri dari berbagai ukuran dan masing-masing partikel mempunyai nilai suhu tersendiri tergantung pada tempat dimana kondisi campuran dan suhunya sudah memenuhi syarat.

Proses pembakaran pada mesin diesel berlangsung dalam 4 periode yaitu :
  1. Periode keterlambatan pembakaran. Periode ini merupakan periode awal pembakaran dimana partikel bahan bakar yang sangat halus menguap dan bercampur dengan udara sehingga dapat terbentuk campuran yang mudah terbakar, dalam periode ini tekanan naik secara konstan ( tetap ) sesuai dengan gerakan engkol.
  2. Periode penyebaran api. Pada akhir periode pertama tadi , di beberapa tempat campuran yang sangat mudah menyala tari mulai terbakar. Penyebaran berlangsung sedemikian cepat nya sehingga terjadi letupan dan tekanan didalam silinder naik secara cepat pula, oleh karena itu disebut pula periode pembakaran letupan, kenaikan tekanan dalam periode ini tergantung dari jumlah campuran yang terbentuk dalam periode pertama.
  3. Periode pembakaran langsung. Bahan bakar yang langsung terbakar segera setelah disemprotkan pada periode ini diakibatkan tidak adanya proses keterlambatan yang ditimbulkan oleh lidah api didalam silinder, pembakaran dapat dikontrol dengan sejumlah bahan bakar yang disemprotkan pada periode ini oleh karena nya dapat pula disebut periode kontrol pembakaran.
  4. Periode setelah penyalaan. Penyemprotan bahan bakar berakhir pada titik puncak tetapi bahan bakar yang belum terbakar akan meneruskan pembakaran jika periode ini terlampau panjang maka suhu gas buang akan bertambah dan daya guna menjadi turun.
jika keterlambatan pemabakaran diperpanjang atau pada masa ini terjadi peristiwa penguapan terlampau cepat maka sejumlah bahan bakar akan segera menyala dan dalam periode kedua akan terjadi penyebaran api secara berlebihan , hal ini akan menghasilkan kenaikan tekanan terlampau cepat dan mengakibatkan getaran suara , peristiwa demikian dikenal dengan istilah " knocking " pada mesin diesel. Untuk mengatasi peristiwa tersebut maka di usahakan agar terjadi kenaikan suhu yang mendadak dengan membuat campuran yang dapat terbakar pada suhu rendah , hal ini dilakukan dengan cara memperpendek masa pengapian atau mengurangi jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ( disemprotkan ) selama masa pengapian.

   Ada beberapa metode untuk mencapai hal tersebut yakni :
  1. Menggunakan bahan bakar dengan angka yang tinggi.
  2. Menaikan suhu udara dan tekanan pada saat awal penyemprotan.
  3. Mengurangi jumlah bahan bakar yang disemprotkan saat awal penyemprotan.
  4. Kenaikan suhu ruang bakar terutama pada bagian-bagian dimana dilakukan penyemprotan.

   Semoga postingan ini bermanfaat sobat sekalian
Terima kasih.

Comments